Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) baru saja memberi rekomendasi kepada PT Liga Indonesia selaku operator Indonesia Super League (ISL) untuk menyelenggarakan kompetisi pada Sabtu 4 April 2015. Namun, tak semua klub ISL dapat berkompetisi, Arema Cronus dan Persebaya Surabaya dipastikan tak dapat bersaing di kasta tertinggi sepakbola Indonesia musim ini.
Kepastian itu didapatkan setelah BOPI merampungkan verifikasi yang dilakukan sejak 5 Februari hingga 31 Maret 2015. Menurut M. Noor Rahman, Ketua BOPI, ada masalah klasik yang terjadi di internal kedua tim.
Sebagaimana diketahui, terjadi dualisme di tubuh tim asal Jawa Timur tersebut. Terjadi persengketaan antara Arema Cronus yang dipimpin Iwan Budianto dan Arema Indonesia yang sempat dikomandoi almarhum Lucky Acub Zaenal.
Sementara itu, Persebaya Surabaya dipimpin Gede Widiade dan Persebaya 1927 dimanajeri Saleh Mukadar. Jika melihat hal tersebut, keduanya tidak lolos dari aspek legalitas atau keabsahan klub.
Sebelumnya, BOPI menetapkan lima aspek yang harus dipenuhi semua klub ISL, yakni legalitas, laporan audit keuangan, bukti pelaku olahraga profesional, pembinaan pemain muda dan kegiatan sosial.
“Dari hasil verifikasi yang kami lakukan, masih terjadi konflik internal di kedua tim. Sebenarnya kami mengharapkan keduanya dapat berdamai, namun belum kesampaian sampai sekarang,” jelas Noor Rahman kepada wartawan, Rabu (1/4/2015).
Dengan demikian, ISL 2015 dipastikan hanya diikuti 16 klub saja. Tadinya ISL 2015 akan diikuti 20 klub (bukan 22 klub seperti yang pernah disampaikan PT Liga), namun Persiwa Wamena dan Persik Kediri tak lolos verifikasi yang ditetapkan PT Liga Indonesia dan Arema serta Persebaya tak mendapat rekomendasi dari BOPI.